Kotagede adalah sebuah daerah yang dulunya merupakan Ibukota Kesultanan Mataram. Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini, seperti di kompleks Masjid Besar Mataram. Di Kotagede menyimpan sekitar 170 bangunan kuno buatan tahun 1700 hingga 1930. Hal tersebut menjadikan Kotagede tidak hanya sebagai Kota Perak, tetapi juga Kota Tua bersejarah penuh nuansa seni dan budaya. Selain itu, di Kotagede terdapat makam raja-raja Mataram yang bernama komplek Pasarean Mataram, namun kemudian dipindahkan ke daerah imogiri oleh Sultan Agung saat masa pemerintahannya.
Ada sejumlah
peninggalan Kotagede yang sangat menarik, sebagai peninggalan kerajaan Mataram
Islam, seperti makam para pendiri kerajaan, Mesjid Kotagede, rumah tradisional
berarsitektur Jawa Mataram, hingga sisa reruntuhan benteng. Kompleks makam
pendiri kerjaan Mataram berada sekitar 100 meter dari pasar Kotagede,
dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu Gapura memasuki kompleks makam ini
masih memiliki ciri arsitektur budaya Hindu. Setiap gapura memiliki pintu kayu
yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem
berbusana adat Jawa. Ada 3 gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan
makam. Uniknya, kita diharapkan untuk menggunakan busana adat jawa untuk
memasuki area makam. Pengalaman menarik menggunakan busana layaknya abdi dalem
kerajaan Jawa kuno. Kita akan melewati 3 gapura sebelum sampai ke gapura
terakhir yang menuju bangunan makam.
Di samping
kompleks makam, kita juga bisa mendapati tempat pemandian. Ada pemandian khusus
pria dan wanita. Konon, air untuk pemandian pria diperoleh dari sumber di dalam
kompleks makam. Sementara, air untuk pemandian wanita, diperoleh dari sumber
pohon beringin di depan gerbang utama. Konon, pohon beringin ini ditanam
langsung oleh Sunan Kalijaga dan telah berusia lebih dari 500 tahun. Sangat
besar dengan ketinggian lebih dari 30 meter, seakan menjadi penjaga kompleks
makam kotagede. Di dalam kompleks pemandian ini, terdapat hal unik bagi
masyarakat awam. Kolam pemandian bercampur dengan sejumlah ikan dan ada ikan
lele berukuran sangat besar bebas berenang di sini. Ukuran panjang lele 80 -
100 cm membuat kita terpesona. Belum lagi ada lele berwarna putih dengan
bercak2 hitam, yang relatif langka. Bagi pengunjung yang sekedar berwisata,
bisa menikmati cuci muka tangan dan kaki di sumur dekat pemandian. Sangat segar
dan airnya bisa langsung diminum.
Selain sejarah
dan warisan budayanya, Kotagede kini juga terkenal dengan kerajinan peraknya,
berdiri tersebar mulai dari Pasar Kotagede sampai Masjid Agung, sepanjang Jalan
Kemasan, Jalan Mondorakan, hingga Jalan Tegalgendu.
Fasilitas dan
akomodasi di Kotagede sudah cukup lengkap. Kita dengan mudah bisa menemukan
hotel, restoran, warung, toko suvenir dan oleh-oleh, mesin ATM, pom bensin,
warnet, penjual pulsa, dan lain sebagainya. Lokasinya pun sangat mudah
dijangkau dan dapat diakses dari mana-mana. Di Kotagede, kita juga bisa
mengikuti kursus membuat kerajinan perak, baik short term course (beberapa jam)
maupun medium term course (beberapa hari).
0 comments:
Posting Komentar